Tips

Kasihan Kelompok Masyarakat Paling Terisolasi Di Dunia

Mencari sesuatu yang gres merupakan sifat alami manusia, sejarah telah mencatat bahwa insan suka menjelajah dunia untuk menemukan temuan gres atau daerah gres untuk ditinggali. Sebagian kelompok bahkan kemudian membentuk sebuah komunitas masyarakat di daerah yang dianggap strategis dan menetap daerah itu. Kelompok masyarakat ini bahkan ada yang berkembang sampai jumlahnya mencapai ribuan bahkan jutaan orang. Hal ini sanggup dibilang sebagai cikal-bakal lahirnya sebuah negara atau kerajaan gres yang kita kenal sekarang.

Namun ada pula sebagian kelompok masyarakat yang menentukan untuk tinggal di daerah yang terpencil dan jauh dari peradaban. Karena lokasinya yang sangat terpencil ini sebagian besar orang di dunia mungkin bahkan tak pernah tau perihal keberadaan kelompok masyarakat ini. Meski begitu kelompok masyarakat ini masih tetap sanggup bertahan sampai dikala ini di tengah segala keterbatasan yang ada. Sebelumnya sempat kami posting Negara Paling Terisolasi Di Dunia. Penasaran menyerupai apa kelompok masyarakat ini dan dimana mereka menentukan untuk menetap, berikut ini yaitu dongeng dari "Kelompok Masyarakat Paling Terisolasi Di Dunia" versi anehdidunia.com

Warga Desa Supai

 Mencari sesuatu yang gres merupakan sifat alami insan Kasihan Kelompok Masyarakat Paling Terisolasi Di Dunia

Mungkin tak akan ada orang yang berfikir jikalau di negara semaju Amerika ada sebuah sebuah kelompok masyarakat yang secara terisolir dan jauh dari peradaban. Mereka yaitu suku Havasupai yang berarti 'orang-orang dari perairan biru-hijau'. Suku yang sudah ada semenjak 1.000 tahun yang kemudian ini meilih untuk tinggal di sebuah desa terpencil berjulukan desa Supai.

Desa ini dianggap sebagai desa paling terisolasi yang ada di Amerika alasannya yaitu letaknya yang ada di kedalaman 3.000 kaki di tengah tebing berbatu Arizona. Sahabat anehdidunia.com saking terpencilnya untuk sanggup ke desa supai hanya ada dua cara yaitu dengan naik helicopter atau menempuh jarak 107 kilometer dengan bejalan kaki menyusuri lembah dasar Canyon Havasu.

Karena letaknya yang terisolasi ini, desa supai juga seolah terjebak di masa lalu. Bangunan rumah di desa ini masih terlihat menyerupai 50 tahun yang lalu. Masyarakat supai juga merupakan satu-satunya kelompok masyarakat yang masih mendapatkan surat dan paket yang diantarkan dengan memakai keledai.

Tapi meski begitu keindahan alam yang ada di desa ini menciptakan masyarakat Havasupai enggan untuk meninggalkan desa supai yang merupakan rumah nenek moyang mereka.

Warga Pulau Palmerston

 Mencari sesuatu yang gres merupakan sifat alami insan Kasihan Kelompok Masyarakat Paling Terisolasi Di Dunia

Pertama kali ditemukan pada tahun 1774 oleh seorang pelaut Inggris, James Cook. Pulau  Palmerston, merupakan sebuah pulau kecil yang terletak 3200 km jauhnya dari Selandia Baru. Saat pertama kali ditemukan pulau yang terisolasi di Samudra Pasifik ini bergotong-royong sama sekali tak mempunyai penghuni.

Baru pada tahun 1863, seorang tukang kayu berjulukan Willian Marsters tiba ke pulau ini  bersama istri dan kedua orang sepupunya.  Marsters yang tiba ke pulau ini atas perintah kerajaan Britania kemudian mulai membangun sebuah pemukiman kecil. Pemukiman ini kemudian berkembang menjadi sebuah desa mini sehabis Marsters menikahi dua saudara sepupu istriya dan mempunyai sekitar 23 orang anak.

Keluarga besar ini kemudian bermetamorfosis sebuah komunitas masyarakat yang dikala ini berjumlah 62 orang.  Sahabat anehdidunia.com kehidupan di pulau ini sanggup dibilang sangat terisolasi dari dunia,  tak ada toko, bank atau bahkan pasar. Masyarakat pulau ini juga hampir tak pernah memakai uang, mereka biasanya hanya saling bertukar kebutuhan sehari-hari.

Masyarakat Palmerston biasanya hanya mengguakan uang dikala membeli kebutuhan pokok yang di bawa kapal barang, itupun hanya beberapa bulan sekali. Pulau ini juga tak mempunyai sumber air tawar, jadi warga harus menampung air hujan untuk kebutuhan minum. Listrik bahkan hanya sanggup menyala sekitar 6 jam sehari, utungnya dikala ini sudah dibangun jarringan telpon semoga warga Palmerston sanggup menghubungi dunia luar, jikalau aa situasi yang mendesak.

Meski begitu warga Palmerston tak pernah berfikir untuk meninggalkan pulau kelahiranya. Mereka juga sangat terbukan terhadap pendatang. Hanya saja untuk tiba ke pulau ini membutuhkan usaha ekstra, alasannya yaitu membutuhkan perjalanan maritim sampai 2 hari dari pulau terdekat Raratongga yang mempunyai jarang 500 km.

Warga Tristan da Cunha

 Mencari sesuatu yang gres merupakan sifat alami insan Kasihan Kelompok Masyarakat Paling Terisolasi Di Dunia

Tinggal di sebuah pulau yang dikeliligi lautan sejauh mata memandang mungkin terdengar sedikit menyeramkan. Tapi itulah yang di alami oleh wara sebuah pulau bernama  Tristan da Cunha. Terletak di sebelah selatan Samudra Atlantik, Tristan da Cunha merupakan daerah dengan julukan pulau berpenduduk paling terpencil di dunia. Predikat ini di peroleh alasannya yaitu letak pulau ini yang benar-benar berada di tengah lautan, sempurna di tengah dua benua tepatnya 2.816 km dari Afrika selatan dan 3.360 km dari Amerika selatan.

Pertama kali di temukan oleh seorang penjelajah Portugis berjulukan Tristao da Cunha pada tahun 1506. Namun alasannya yaitu lokasinya yang berada di lautan yang berbahaya,  Tristao bergotong-royong tak pernah menginjakan kakinya di pulau ini, ia hanya menamai pulau ini dengan namanya kemudian pergi. Penelitian an pemetaan pulau ini gres dilakukan 250 tahun kemudian oleh seorang pelaut Prancis berjulukan L'Heure du Berger. Penelitian inipun hanya sebatas mencacat garis pantai, alasannya yaitu kru L'Heure du Berger tak ada satpun yang mendarat di tristan da cunha.

Baru pada tahun 1810, pulau tristan da cunha benar-benar di jamah insan dikala seorang penjelajah asal Amerika yang berjulukan Jonathan Lambert menginjakan kakinya di tristan dan cunha dan mengklain dirinya sebagai pemimpin pulau ini. Karena lokasinya yang strategis, pada tahun 1816 pulau ini diakusisi oleh pemerintah Inggris. Sahabat anehdidunia.com sejak dikala itu pulau ini mulai dihuni oleh insan dan kini mempunyai sekitar 275 penduduk. Pulau ini kini juga sudah dilengkapi rumah sakit, bioskap dan swalayan.

Namun meski begitu untuk membeli kebutuhan sehari-hari, warga tristan da cunha harus memesan satu bulan sebelumnya alasannya yaitu semua materi masakan hanya dikirim sebulan sekali memakai kapal. Selain itu pulau ini juga belum mempunyai listrik dan harus memakai genset sebagai sumber daya. Selain itu pulau ini senarnya merupakan pulau volkanik yang kapan saja sanggup meledak. Kaprikornus pulau ini benar-benar hanya untuk mereka yang menyukai keheningan dan hidup yang terisolasi.

Warga Utqiagvik

 Mencari sesuatu yang gres merupakan sifat alami insan Kasihan Kelompok Masyarakat Paling Terisolasi Di Dunia

Tercatat sebagai daerah berpenduduk paling hambar di dunia, Utqiagvik merupakan sebuah pemukiman yang ada di Alaska. Kota yang ada di ujung utara Amerika ini dikenal mempunyai suhu hambar yang sangat ekstrim dan tergolong sebagai daerah yang sangat terisolasi. Namun meski merupakan terisolasi, berdasarkan begitu berdasarkan bukti arkeologi yang ada daerah ini sudah dihuni insan semenjak 1.500 tahun yang lalu. Eksplorasi pertama pada Utqiagvik dilakukan  oleh Frederick William Beechey pada tahun 1825  yang kemudian sempat menamai kota ini sebagai Barrow Town untuk menghormati Sir Harry Brower yang merupakan penggagas kegiatan penjelajahan Alaska.

Tapi nama kota ini kota ini kembali diganti menjadi Utqiagvik yang merupakan nama orisinil daerah ini sesuai dengan yang biasa digunakan oleh suku Anubia, penduduk orisinil Utqiagvik. Sahabat anehdidunia.com kehidupan di Utqiagvik sendiri tergolong sangat ekstrim alasannya yaitu kota ini dibangun di atas tanah beku, animo panas di Utqiagvik hanya berlangsung 3 bulan dengan suhu paling tinggi hanya mencapai 2 derajat celsius. Sedangkan hambar berlansung selama 4 bulan dengan suhu paling tinggi hanya -16 derajat celcius. Selain harus menghadapi animo hambar yang berlansung nyaris setahun penuh, warga Utqiagvik juga berhadapan dengan malam yang berkempanjangan, alasannya yaitu semenjak awal November sampai Januari, selama sekitar 65 hari matahari tak akan terbit di Utqiagvik. Kondisi langka ini terjadi alasannya yaitu letak Utqiagvik yang sempurna pada sudut kemiringan bumi yang tak terjangkau matahari.

Namun meski hidup di daerah yang tergolong ekstrim, kehidupan warga Utqiagvik yang dikala ini diperkirakan berjumlah 4.400 orang (60 persen suku Anubia) tergolong cukup nyaman. Berkat cadangan minyak yang melimpah di Utqiagvik, semua rumah yang ada di Utqiagvik dilengkapi dengan pemanas ruangan. Kota ini dilengkapi dengan akomodasi yang cukup komplit, mulai dari rumah sakit, bioskop, sekolah dan universitas. Utqiagvik bahkan mempunyai sistem solar sebagai cadangan sumber energi listrik, jaringan telpon dan internet juga tersedia.

Hanya saja untuk sanggup tiba ke Utqiagvik, satu-satunya cara yaitu dengan menaiki pesawat terbang, itupun dengan harga yang tidak mengecewakan mahal.

Warga La Rinconada

 Mencari sesuatu yang gres merupakan sifat alami insan Kasihan Kelompok Masyarakat Paling Terisolasi Di Dunia

Terletak di ketinggian 5.000 meter dari atas permukaan laut, La Rinconada merupakan pemukiman insan paling tinggi di dunia. Pemukiman yang terletak di pegunungan Andes, Peru ini merupakan daerah yang ekstrim tak hanya alasannya yaitu letaknya yang ada di puncak gunung, namun juga alasannya yaitu suhu hambar mencapai 0 derajat yang menyelimuti daerah ini nyaris sepanjang tahun. Karena letaknya yang sangat tinggi ini orang juga sanggup terkena sindrom ketinggian akhir minimnya oksigen yang sanggup menjadikan pusing, mual, halusinasi dan bahkan kematian.

Namun meski begitu kota ini dihuni sekitar 15.000 orang, padahal akomodasi yang ada di La Rinconada juga sangat minim. Di La Rinconada tak ada sistem sanitasi yang layak, lokasinya yang terpencil menciptakan warga La Rinconada biasanya membuang sampah sembarangan. Hal ini menciptakan La Rinconada terlihat sangat kumuh dan berbau busuk.

Lalu kenapa masih ada orang yang menghuni daerah ini? jawabanya ternyata yaitu emas, pegunungan berbatu yang ada di La Rinconada ternyata di penuhi oleh emas. Sahabat anehdidunia.com akibat inovasi ini semenjak tahun 2001, orang mulai datag ke La Rinconada dan mulai membangun pemukiman. Namun mirisnya alasannya yaitu tak ada hukum resmi, para penambang di La Rinconada bekerja dengan sistem yang disebut Casorea. Sistem yang menyerupai "bagi hasil" ini menciptakan para penambang tak pernah menerima upah bulanan, namun sehabis tamat bekerja mereka boleh membawa hasil tambang sebanyak yang mereka mau. Sayangnya banyaknya hasil tambang ini tak meski mempunyai kandungan emas yang banyak. Karena itu meski hidup diatas tumpukan emas para penambang ini umumnya tetap hidup dibawah garis kemiskinan.

Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=F5NyDlHWcq4
https://travel.detik.com/international-destination/d-3886822/desa-indian-paling-terpencil-di-amerika
https://en.wikipedia.org/wiki/Utqiagvik,_Alaska
https://en.wikipedia.org/wiki/La_Rinconada,_Peru

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel