Tidak Masuk Logika Fosil Binatang Air Ditemukan Di Gurun Pasir Sahara
Di masa kini, Gurun Sahara dikenal sebagai salah satu tempat terkering di dunia. Namun lain halnya kalau kita mundur ke masa ribuan atau jutaan tahun silam. Pasalnya pada periode tersebut, Gurun Sahara masih berupa perairan. Itulah sebabnya kenapa di masa kini terdapat fosil hewan-hewan air yang terkubur di bawah Gurun Sahara. Berikut ini yaitu 5 fosil binatang tersebut:
Mesir bukan hanya dikenal dengan peninggalan bangunan dan muminya. Di Negeri Firaun ini pula, ilmuwan pernah menemukan fosil binatang air raksasa. Fosil binatang yang dimaksud yaitu fosil ikan lele purba yang panjangnya diperkirakan mencapai 2 meter. Penemuan fosil ini terjadi pada tahun 2017.
Oleh para ilmuwan, fosil lele ini diketahui sudah berusia 37 juta tahun dan berasal dari spesies Qarmoutus hitanensis. Sahabat anehdidunia.com Ilmuwan John Lundberg dari Universitas Drexel mengaku cukup takjub ketika pertama kali melihat fosil lele ini lantaran anatomi fosil ini sangat mirip dengan anatomi ikan lele yang hidup di masa kini.
“Walaupun fosil ini berusia bau tanah dalam konteks di mana fosil ini sudah berusia jutaan tahun, fosil binatang ini mempunyai anatomi yang terkesan modern dan sangat mirip dengan ikan lele yang hidup di masa modern,” terang Lundberg. “Fosil ini yaitu salah satu yang kualitasnya paling baik dari golongannya.”
Jika diminta menyebutkan dinosaurus pemakan daging yang berukuran besar, maka biasanya orang akan menyebutkan nama Tyrannosaurus. Kenyataannya yaitu selain Tyrannosaurus, masih ada dinosaurus karnivora lain yang ukurannya tak kalah besar. Dinosaurus tersebut yaitu Spinosaurus yang sanggup dikenali dengan adanya struktur besar ibarat layar atau sirip di punggungnya.
Tahun 2014 lalu, ilmuwan menemukan fosil Spinosaurus yang terkubur di daerah gurun Maroko timur. Apa yang menciptakan inovasi fosil ini begitu istimewa yaitu fosil ini membantu mengubah cara pandang ilmuwan mengenai Spinosaurus.
Pada awalnya ilmuwan menerka kalau Spinosaurus yaitu binatang karnivora yang mencari mangsa di darat layaknya Tyrannosaurus. Namun inovasi fosil Spinosaurus berusia 95 juta tahun ini menjadikan ilmuwan meninggalkan referensi pikir tadi. Kini mereka memandang Spinosaurus sebagai binatang yang mencari makan di air layaknya buaya.
Alasan kenapa ilmuwan kini beranggapan kalau Spinosaurus banyak menghabiskan waktunya di air yaitu lantaran Spinosaurus mempunyai kaki dengan struktur ibarat dayung dan lubang hidung yang terletak di penggalan moncongnya. Sahabat anehdidunia.com dengan posisi lubang hidunya tersebut, Spinosaurus sanggup menghirup udara di permukaan dengan mudah.
“(Spinosaurus) sungguh merupakan dinosaurus yang aneh. Lehernya panjang, tubuhnya panjang, ekornya panjang, ada struktur layar di punggungnya, dan moncongnya mirip buaya. Jika kita melihat proporsi tubuhnya, sudah terang kalau binatang ini tidak selincah dinosaurus lain di atas darat. Makara saya rasa dinosaurus ini menghabiskan banyak waktu di dalam air,” kata pakar fosil Nizar Ibrahim dari Universitas Chicago.
“Tulangnya nampak lebih mirip dengan tulang binatang maritim dibandingkan dinosaurus. Struktur tulangnya sangat padat mirip yang sanggup anda lihat pada tulang penguin atau binatang duyung. Dan faktor ini sangatlah penting untuk membantu melayang di laut,” papar Ibrahim lagi.
Fosil Spinosaurus sendiri sudah pernah ditemuka sekitar 1 era kemudian di Mesir sebelum kemudian dipajang di museum Muenchen, Jerman. Namun ketika Perang Dunia II meletus, fosil tersebut hancur setelah bom yang dijatuhkan oleh pihak Sekutu mengenai gedung museum dan meluluh lantakkan koleksi yang tersimpan di dalamnya.
Tahun 2010, ilmuwan menemukan bukti kalau Gurun Sahara pada masa 250 ribu tahun yang kemudian pernah mempunyai danau raksasa. Menurut asumsi mereka, danau tersebut terbentuk akhir luapan Sungai Nil yang kemudian menggenangi cekungan Kiseiba-Tushka di dekatnya.
Saat danau tersebut mencapai rentang ukuran terbesarnya, danau yang bersangkutan diperkirakan mempunyai luas 108.780 kilometer persegi dan ketinggian 247 meter di atas permukaan laut.
Ilmuwan sendiri berhasil mengetahui keberadaan danau ini berkat inovasi fosil ikan purba di suatu lokasi yang berjarak 402 km di sebelah barat Sungai Nil. Untuk mengukur asumsi volume dan ketinggian yang dimiliki oleh danau purba tersebut, ilmuwan memakai gambaran satelit dan perbandingan ketinggian dengan lokasi di sebelah Sungai Nil.
Untuk memastikan kalau lokasi tersebut di masa lampau memang benar-benar pernah digenangi oleh air, ilmuwan juga melaksanakan analisa sisa endapan dan lapisan batuan yang terletak di bawah gurun. Temuan danau ini sekaligus menguatkan dugaan kalau daerah Afrika Utara di masa lampau merupakan daerah subur yang mendukung arus migrasi manusia.
Pada tahun 1850-an, insan menemukan sebuah watu dengan cetakan fosil binatang di Maroko. Fosil tersebut nampak mirip makhluk berbadan panjang dengan struktur berbentuk besar di salah satu ujung tubuhnya. Karena bentuknya yang sungguh gila tersebut, ilmuwan pun pada awalnya tidak yakin mengenai identitas makhluk ini.
Satu era lebih berlalu, identitas fosil ini risikonya terungkap. Fosil tersebut teridentifikasi sebagai fosil stylophora, sejenis makhluk maritim purba yang mempunyai korelasi dengan binatang maritim modern mirip bintang maritim dan teripang.
Identitas fosil itu sendiri gres terungkap setelah pada penggalian terpisah yang dilakukan pada tahun 2014 di tepi Gurun Sahara, ilmuwan menemukan fosil berwujud serupa yang jaringan tubuh lunaknya terawetkan.
Buaya Raksasa
Buaya berukuran raksasa bukan hanya sanggup ditemukan di film-film fiksi ilmiah. Di masa silam, ternyata buaya raksasa benar-benar pernah hidup di Bumi. Pada tahun 2014 lalu, tim peneliti fosil atau paleontolog menemukan fosil salah satu jenis buaya terbesar yang pernah ada.
Fosil tersebut yaitu fosil Machimosaurus rex, sejenis buaya prasejarah yang panjangnya mencapai hampir 10 m dan beratnya mencapai hampir 3.000 kg. Dengan ukurannya yang luar biasa besar tersebut, binatang ini sanggup melahap insan hanya dalam sekali telan. Untungnya monster purba ini kini sudah punah.
Fosil buaya raksasa ini sendiri ditemukan di daerah gurun Tunisia. Dengan melihat ukurannya yang luar biasa besar, ilmuwan memperkirakan kalau buaya ini semasa hidup berstatus sebagai predator puncak di habitat liarnya. Lokasi tempat ditemukannya fosil ini sendiri pada masa itu diperkirakan masih berupa lautan yang luas.
“Fosil tengkoraknya saja sudah sepanjang lebih dari 5 kaki (1,5 m). Ini yaitu buaya yang sangat besar. Hewan ini begitu besar dan berpengaruh sehingga ia sudah niscaya menempati posisi tertinggi dalam rantai makanan,” kata Federico Fanti dari Universitas Bologna.
Selain lantaran ukurannya yang spektakuler, ilmuwan mempunyai alasan lain untuk merasa girang atas inovasi ini. Sahabat anehdidunia.com berdasarkan dugaan awal, spesies M. rex diperkirakan sudah mengalami kepunahan massal semenjak 150 juta tahun yang lalu. Namun inovasi fosil ini menawarkan bahwa fenomena kepunahan massal yang menimpa buaya ini nampaknya tidak bersifat menyeluruh.
“Semua orang menerka kalau buaya jenis ini mengalami kepunahan pada kiamat Jurassic, namun kami menemukan fosil ini berasal dari masa Cretaceous (zaman sehabis zaman Jurassic). Penemuan ini menambah panjang durasi hidup binatang ini sebelum punah. Dua puluh juta tahun bukanlah waktu yang singkat,” tambah Fanti.
Sumber :
https://listverse.com/2019/07/30/10-amazing-fossils-found-in-the-sahara-desert/