Tips

Legenda Jikininki, Hantu Pemakan Orang Mati Dari Jepang

Setiap peradaban di dunia mempunyai kisahnya masing-masing seputar makhluk mistik pemakan manusia. Di Arab misalnya, kita mengenal sosok ghoul. Di Indonesia, kita mengenal sosok kuyang yang dikabarkan hobi memakan bayi. Kalau di Jepang sana, hantu pemakan daging insan yang cukup populer di sana yaitu Jikininki atau Shokujinki. Nama yang secara harfiah mempunyai makna “hantu pemakan manusia”.

Menurut dongeng rakyat setempat, Jikininki mengakibatkan tempat-tempat mirip kuil kuno, kuburan, dan reruntuhan bersahabat pemukiman insan sebagai sarangnya. Pada siang hari, mereka bakal bersembunyi. Namun dikala malam tiba, mereka akan berkeliaran untuk memakan mayat. Jikininki dipercaya sanggup menciptakan insan takut hanya dengan menatapnya. Namun secara umum Jikininki enggan menyerang insan dan lebih suka mengkonsumsi orang yang sudah mati.

Jikininki diceritakan mempunyai penampilan mirip manusia. Namun dengan kulit berwarna pucat, kepala yang tidak ditumbuhi rambut, serta mempunyai gigi dan cakar yang tajam. Mereka biasanya menampakkan diri di tempat-tempat yang penuh dengan timbunan mayat. Misalnya tanah kuburan, kuil yang sedang menggelar ritual pemakaman, hingga medan pertempuran.

 Setiap peradaban di dunia mempunyai kisahnya masing Legenda Jikininki, Hantu Pemakan Orang Mati dari Jepang

Menurut sejumlah cerita, Jikininki juga sanggup mengubah wujudnya menjadi tak kasat mata, atau bahkan menjadi mirip insan normal hingga jangka waktu tertentu. Dengan cara ini, Jikininki sanggup masuk ke daerah padat penduduk tanpa dicurigai warga sekitar dan bertransaksi dengan pejabat korup setempat supaya sanggup mendapatkan mayat.

Ada beberapa versi dongeng yang berbeda mengenai asal-usul Jikininki. Menurut salah satu legenda, Jikininki awalnya hanyalah insan biasa yang berprofesi sebagai pemuka agama. Namun alasannya yaitu ia terjerumus dalam praktik korupsi, arwahnya tidak sanggup memasuki alam setelah simpulan hidup dan dipaksa mengembara sebagai hantu yang rasa laparnya tidak akan pernah sanggup dipuaskan.

Legenda lain menyebut kalau Jikininki awalnya yaitu insan yang melaksanakan kanibalisme semasa hidupnya. Sahabat anehdidunia.com dikala dirinya meninggal, ia pun bangun sebagai hantu yang harus memakan daging manusia. Legenda lainnya menyatakan kalau Jikininki yaitu insan yang terkena kutukan sihir hitam. Kendati ada bermacam-macam versi mengenai asal-usul Jikininki, semua legenda tadi sama-sama menggambarkan Jikininki sebagai hantu yang dibelenggu oleh rasa lapar tak berkesudahan.

Kebanyakan legenda juga menyebut kalau Jikininki bersama-sama tidak menyukai daging insan dan bahkan memperlihatkan rasa penyesalan dikala melakukannya. Namun Jikininki terpaksa melakukannya akhir semacam dorongan kekuatan hitam. Salah satu legenda bahkan menyebut kalau Jikininki hingga meminta santunan kepada pendeta biar kutukannya sanggup dicabut. Namun alasannya yaitu Jikininki harus menjalani ritual yang panjang dan berat biar sanggup mencabut kutukannya, Jikininki pun terpaksa menjalani hidupnya sebagai pemakan mayat.

Ada beberapa dongeng mengenai insan yang bertatap muka pribadi dengan Jikininki. Dari sekian banyak dongeng yang ada, salah satu yang paling populer yaitu dongeng mengenai seorang pemuka agama berjulukan Muso Soseki di kala ke-18. Menurut dongeng tersebut, ia tersesat ketika tengah melintasi gunung.

Saat hari sudah menjadi semakin gelap, Soseki mulai merasaputus asa. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan seorang pertapa. Soseki lantas memohon kepada pertapa tersebut biar bersedia memberikannya tempat singgah sementara. Pertapa tersebut menolak, namun ia membantu memperlihatkan jalan ke desa terdekat kepada Soseki.

Merasa tidak punya pilihan lain, Soseki pun nekat melanjutkan perjalanan menembus hutan kendati malam sudah tiba dan suasana kian gelap gulita. Setibanya di desa, Soseki pribadi disambut dengan hangat oleh warga setempat. Namun dikala bertemu dengan anak dari kepala desa, Soseki mendapatkan kabar kalau warga desa bakal pergi meninggalkan desa untuk sementara di malam yang sama.

 Setiap peradaban di dunia mempunyai kisahnya masing Legenda Jikininki, Hantu Pemakan Orang Mati dari Jepang

Anak kepala desa beralasan mereka terpaksa melaksanakan itu alasannya yaitu ayahnya gres saja meninggal dan sudah menjadi tradisi desa kalau penduduknya harus pergi meninggalkan desa pada malam hari kalau tidak ingin mendapatkan nasib buruk. Namun alasannya yaitu Soseki bukanlah warga orisinil desa, ia diperbolehkan tetap bermalam di sana dan tidak perlu ikut mengungsi. Soseki juga memperlihatkan diri untuk melaksanakan ritual pemakaman atas mayat kepala desa.

Saat warga desa sudah pergi semuanya, tinggallah Soseki sendirian yang tengah melaksanakan persiapan untuk ritual. Sahabat anehdidunia.com saat itulah kejadian asing terjadi. Pintu kuil secara tiba-tiba terbuka sendiri. Dari balik pintu, sosok mirip insan berkulit pucat merangkak ke arah mayat. Soseki mencoba bersikap tenang. Namun dikala makhluk tersebut menatapnya, Soseki mencicipi kalau ia tidak sanggup bergerak maupun berbicara.

Makhluk tadi lalu memakan mayat kepala desa di hadapan Soseki, sebelum lalu pergi ke arah hutan sambil membawa persembahan yang tadinya ditempatkan di atas mayat. Saat makhluk tadi sudah pergi, barulah Soseki sanggup menggerakkan kembali tubuhnya. Soseki lalu berlari ke arah hutan untuk melihat makhluk tadi. Namun makhluk yang bersangkutan sudah menghilang di tengah pekatnya malam.

Keesokan paginya, warga desa berduyun-duyun kembali ke desanya. Soseki lalu menceritakan kejadian yang ia alami tadi malam. Alih-alih terkejut atau ketakutan, putra sang kepala desa hanya mengangguk kecil seakan-akan kejadian yang terjadi tadi malam sudah biasa terjadi.

Soseki juga bercerita kalau ia sempat berpapasan dengan seorang pertapa di tengah hutan. Namun kali ini sang anak kepala desa beserta warga lainnya memperlihatkan reaksi bingung. Menurut pengukuhan mereka, tidak pernah ada pendeta yang bertapa di sekitar desa mereka. Merasa penasaran, Soseki lalu mengucapkan terima kasih kepada warga desa atas keramah tamahan mereka sebelum lalu pergi ke gubuk yang ditempati oleh sang pertapa.

Saat Soseki tiba di gubuk tersebut, ia mendengar bunyi dari dalam gubuk yang gelap supaya Soseki masuk ke dalam gubuk. Ketika Soseki benar-benar masuk ke dalam gubuk, alangkah terkejutnya Soseki alasannya yaitu ia menemukan timbunan persembahan yang dibawa pergi oleh makhluk misterius semalam. Soseki lalu buru-buru pergi sebelum lalu bunyi tadi memintanya biar berhenti.

Pertapa tadi lalu bercerita kalau dulunya ia yaitu seorang pendeta desa setempat. Namun alasannya yaitu ia terbuai oleh kekayaan duniawi dan ketamakan, dirinya mendapatkan kutukan hitam sehingga ia harus melanjutkan hidupnya sebagai Jikininki. Pertapa tadi juga berlutut sambil meminta maaf kepada Soseki sebelum lalu menghilang.

Kisah lain yang cukup populer mengenai perjumpaan insan dengan Jikininki yaitu mengenai seorang prajurit samurai tanpa nama yang tengah terlibat pertempuran. Ketika pertempuran berakhir, ia menyaksikan dirinya tengah berdiri sendirian di antara timbunan mayat. Sahabat anehdidunia.com sebagai bentuk penghormatan kepada rekan-rekan seperjuangannya, samurai tersebut tetapkan untuk mengawasi mayat rekan-rekannya supaya tidak dimakan oleh binatang liar pada malam hari.

Ketika malam tiba, samurai tersebut mendengar bunyi asing yang tiba dari arah hutan. Mendadak ia melihat sosok insan berkulit pucat merangkak ke arah mayat dan memakannya dengan lahap. Samurai tersebut lantas berjalan perlahan-lahan ke arah sosok tadi sebelum lalu memenggal lehernya menggunakan pedang.

Bukannya mati, makhluk tersebut dengan santai justru malah mengambil kepalanya dan menempelkannya kembali ke badannya. Sementara samurai tadi mendadak mencicipi kalau tubuhnya tidak sanggup digerakkan sama sekali. Makhluk tersebut lalu melahap semua mayat yang ada di lokasi sebelum lalu kembali ke arah hutan. Saat makhluk tersebut pergi, barulah samurai tadi sanggup menggerakkan kembali badannya.

referensi:
https://mysteriousuniverse.org/2018/09/mysterious-flesh-eating-revenants-of-japanese-lore/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel