Tips

Tengkorak Insan Prasejarah Ini Ditemukan Dengan Lubang Bekas Operasi

Operasi pembedahan yang dilakukan dengan cara melubangi badan pasiennya bukan hanya dikenal di era modern ibarat sekarang. Ribuan tahun yang lalu, para pendahulu kita ternyata sudah mengenal praktik serupa. Ditemukannya fosil-fosil tengkorak yang berlubang menjadi bukti adanya praktik tersebut. 

Di kalangan para hebat sendiri, praktik melubangi tengkorak tersebut dikenal dengan istilah trepanasi. Praktik ini dilakukan dengan cara menciptakan lubang di kepala menggunakan teknik pemboran, pemotongan, atau bahkan pencungkilan sebagian lempeng tulang. Hingga sekarang, para arkeolog dari aneka macam belahan dunia sudah menemukan ribuan tengkorak dari masa prasejarah yang menawarkan tanda-tanda bekas trepanasi.

 Operasi pembedahan yang dilakukan dengan cara melubangi badan pasiennya bukan hanya diken Tengkorak Manusia Prasejarah Ini Ditemukan Dengan Lubang Bekas Operasi

Kendati sudah banyak tengkorak yang ditemukan, para hebat masih belum setuju apa alasan insan pada masa itu melaksanakan trepanasi. Trepanasi tradisional sendiri masih sempat dipraktikkan di Afrika dan kepulauan Pasifik hingga permulaan kala ke-20. Sahabat anehdidunia.com alasan mereka melakukannya tidak berbeda dengan alasan para dokter melaksanakan pembedahan di kepala: untuk keperluan pengobatan.

Jika trepanasi di masa modern dilakukan atas alasan kesehatan, lantas apakah trepanasi yang dilakukan ribuan tahun yang lampau juga mempunyai alasan serupa? Sejumlah ilmuwan menduga kalau memang itulah alasannya. Dasarnya yaitu banyak dari fosil-fosil tengkorak bekas trepanasi yang menawarkan adanya tanda-tanda penyakit dan cedera pada fosilnya. 

Pendapat tersebut ditunjang oleh temuan kalau lubang bekas trepanasi seringkali ditemukan berada di lokasi yang sama dengan lokasi penyakitnya. Namun selain untuk keperluan pengobatan, para hebat juga menduga kalau trepanasi dilakukan untuk alasan ritual. 

Trepanasi diketahui sudah dilakukan sekurang-kurangnya semenjak 7.000 tahun lalu. Bangsa-bangsa yang diketahui melaksanakan praktik ini tersebar mulai dari Yunani, Amerika, Asia Timur, hingga kepulauan Pasifik. 

Seiring berjalannya waktu, masing-masing bangsa dan kebudayaan kemudian berbagi teknik trepanasinya masing-masing. Praktik trepanasi beramai-ramai ditinggalkan semenjak Abad Pertengahan. Namun praktik yang bersangkutan diketahui masih berjalan di Afrika dan Polinesia (gugus kepulauan di Samudera Pasifik) hingga tahun 1900-an. 

 Operasi pembedahan yang dilakukan dengan cara melubangi badan pasiennya bukan hanya diken Tengkorak Manusia Prasejarah Ini Ditemukan Dengan Lubang Bekas Operasi
Lukisan trepanation oleh Guido da Vigevano
Sejak hasil penelitian perdana mengenai trepanasi dirilis di kala ke-19, para ilmuwan masih berdebat apakah trepanasi dilakukan murni atas alasan kesehatan semata, atau ada faktor iman di baliknya. Pasalnya ada beberapa tengkorak dengan lubang hasil trepanasi yang tidak menawarkan tanda-tanda kalau pemiliknya pernah mempunyai penyakit di kepala.

Fosil tengkorak hasil trepanasi macam itu pernah ditemukan di Rusia. Berawal pada tahun 1997, regu arkeolog melaksanakan penggalian makam prasejarah di akrab kota Rostov-on-Don yang terletak di Rusia selatan dan berada tidak jauh dari pesisir utara Laut Hitam. 

Saat daerah tersebut dibongkar, arkeolog menemukan tulang belulang yang berasal dari 35 insan dan dikuburkan dalam 20 liang kubur berbeda. Sahabat anehdidunia.com dengan melihat metode penguburannya, pemakaman prasejarah ini diperkirakan berasal dari kala ke-50 hingga 30 SM.

Salah satu liang kubur yang dibongkar berisi kerangka 5 orang dewasa, satu orang bayi berusia 1-2 tahun, serta anak gadis berusia belasan tahun. Yang menciptakan para arkeolog tercengang yaitu tengkorak milik 2 laki-laki dewasa, 2 perempuan dewasa, dan si anak gadis berada dalam kondisi berlubang jawaban trepanasi.

Lubang yang ditemukan pada masing-masing tengkorak mempunyai diameter beberapa sentimeter dengan bekas potongan yang rapi di tepiannya. Tengkorak milik laki-laki cukup umur yang satu lagi juga menawarkan cekungan ibarat bekas ditusuk menggunakan alat, namun bekasnya tidak hingga meninggalkan lubang. Hanya tengkorak sang bayi yang berada dalam kondisi tak tersentuh.

Apa yang membedakan tengkorak berlubang ini jikalau dibandingkan tengkorak hasil trepanasi yang lain yaitu lokasinya yang tidak biasa. Tengkorak yang ditemukan di Rusia ini lubangnya terletak di obelion, bab tengkorak yang lokasinya ada di ubun-ubun belakang. 

 Operasi pembedahan yang dilakukan dengan cara melubangi badan pasiennya bukan hanya diken Tengkorak Manusia Prasejarah Ini Ditemukan Dengan Lubang Bekas Operasi

Temuan ini eksklusif mengundang rasa ingin tau dari Elena Bantieva, pakar antropologi Universitas Federal Selatan di Rostov-on-Don, Rusia. Pasalnya dari sekian banyak tengkorak hasil trepanasi yang sudah ditemukan di seluruh dunia, hanya kurang dari 1 persen yang lokasi lubangnya berada di obelion. Bukan hanya itu, praktik trepanasi juga bukan merupakan praktik yang umum dilakukan oleh insan prasejarah Rusia.

Menurut pemahamannya, sebelum ditemukannya tengkorak di Rusia selatan ini, gres ada satu kasus inovasi tengkorak trepanasi yang mengambil daerah di Rusia. Tengkorak yang dimaksud ditemukan pada tahun 1974 di lokasi yang berada tidak jauh dari lokasi inovasi tengkorak yang sekarang. 

Ada alasan tersendiri mengapa di masa lampau, trepanasi di bab obelion amat jarang dilakukan. Trepanasi yang dilakukan di obelion mempunyai resiko yang amat tinggi. Obelion berada sempurna di atas superior sagittal sinus, bab di mana darah yang mengaliri otak berkumpul sebelum kemudian menuju pembuluh utama yang meninggalkan otak. Sahabat anehdidunia.com jika bab ini hingga dibuka, orang yang bersangkutan sanggup mengalami pendarahan hebat atau bahkan meninggal.

Tengkorak-tengkorak yang menjalani trepanasi di obelion juga tidak menawarkan adanya tanda-tanda sakit atau cedera. Kaprikornus sudah terperinci kalau trepanasi tersebut dilakukan bukan alasannya yaitu faktor kesehatan. Batieva sendiri sempat melaksanakan penelusuran terhadap arsip-arsip arkeologi Rusia yang tidak dirilis ke publik. Hasilnya, ia menemukan ada setidaknya 6 tengkorak lain yang mempunyai lubang hasil trepanasi dan trepanasinya dilakukan bukan alasannya yaitu alasan kesehatan.

Dua di antara tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan pada tahun 1980 dan 1992, di mana lokasi inovasi keduanya sama-sama berjarak hanya sekitar 50 km dari Rostov-on-Don. Sementara empat lainnya ditemukan pada tahun 2011 dikala tim arkeolog internasional tengah meneliti 137 kerangka insan prasejarah yang ditemukan di sebelah selatan Rostov-on-Don. 

 Operasi pembedahan yang dilakukan dengan cara melubangi badan pasiennya bukan hanya diken Tengkorak Manusia Prasejarah Ini Ditemukan Dengan Lubang Bekas Operasi
alat bor trepanning brace buatan german kala ke 18
Dekatnya lokasi inovasi tengkorak-tengkorak ini sekaligus memunculkan pendapat kalau para pemilik tengkorak tersebut di masa lampau sangat mungkin mempunyai relasi satu sama lain. Bateiva dan rekan-rekan ilmuwan yang melaksanakan penelitian mengenai topik ini bahkan menduga kalau Rusia selatan di masa lampau mungkin menjadi semacam sentra dipraktikannya trepanasi untuk keperluan ritual.

Sudah dijelaskan sebelumnya kalau trepanasi amat jarang dilakukan di obelion alasannya yaitu resiko kematiannya yang tinggi. Kenyataannya yaitu dikala Bateiva dan para koleganya menyidik 12 fosil tengkorak tadi, ternyata sebanyak 8 di antara mereka berhasil bertahan hidup cukup usang usai menjalani trepanasi.

Bateiva dan rekan-rekannya mendasarkan pendapatnya dari kondisi lubang tengkorak itu sendiri. Tengkorak yang pemiliknya sukses bertahan hidup akan menawarkan ciri berupa adanya regenerasi tulang di sekeliling bab yang berlubang. Dan entah ada kaitan langsungnya atau tidak, kedelapan orang tersebut tidak ada yang bertahan hidup selama lebih dari 4 tahun seusai menjalani trepanasi.

Lantas pertanyaannya kemudian yaitu jikalau memang benar mereka melaksanakan trepanasi untuk keperluan ritual, ritual macam apakah yang sedang mereka jalani? Mengapa mereka berani melaksanakan trepanasi macam ini jikalau taruhannya yaitu nyawa?

Maria Mednikova – pakar trepanasi Rusia dari Akademi Sains Moskow – beropini kalau mungkin trepanasi berbahaya ini dilakukan alasannya yaitu adanya iman bahwa mereka yang menjalaninya akan mengalami “transformasi” dalam sudut pandang mereka. Dengan melaksanakan trepanasi obelion, mereka percaya sanggup melaksanakan hal-hal yang tidak sanggup dilakukan oleh orang biasa.

referensi
http://www.bbc.com/earth/story/20160826-why-our-ancestors-drilled-holes-in-each-others-skulls

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel