Bangunan Yang Dihancurkan Alasannya Jadi Saksi Bisu Kejahatan Sadis
Saat bencana mengerikan semisal pembunuhan terjadi di suatu lokasi, maka lokasi tersebut kerap dianggap sebagai lokasi yang menakutkan hingga beberapa tahun berikutnya. Kendati normalnya lokasi macam itu bakal dijauhi oleh orang-orang, tidak sedikit yang merasa tertantang untuk melaksanakan uji nyali demi mencicipi sendiri apakah lokasi tersebut memang benar-benar seangker reputasinya.
Hal tersebut juga berlaku untuk bangunan. Ketika suatu bencana tragis mengambil tempat di bangunan tersebut, maka dongeng dan pengalaman horor mengenai bangunan tersebut biasanya akan muncul tak usang berselang. Oleh alasannya ialah itulah, sejumlah bangunan sengaja dihancurkan semoga jejak keangkeran yang ditinggalkannya sanggup benar-benar menghilang. Berikut ini ialah teladan dari bangunan-bangunan tersebut.
Rumah Fred dan Rose West
Fred dan Rose West bakal senantiasa dikenang sebagai salah satu pasangan pembunuh berantai paling mengerikan dalam sejarah. Pasangan asal Inggris tersebut tinggal bersama di sebuah rumah yang beralamat di 25 Cromwell Street, Gloucester. Dari luar, rumah yang mereka tinggali nampak tidak berbeda dibandingkan rumah pada umumnya. Namun di dalamnya, tersimpan kengerian yang bakal menciptakan siapapun merasa mual dan ngeri.
Antara tahun 1971 hingga 1987, Fred dan Rose diketahui sudah melaksanakan pembunuhan pada setidaknya 10 perempuan muda. Setelah membunuh para korbannya, mayit para korban lalu dipotong-potong dan disembunyikan di dalam gudang bawah tanah atau halaman rumah. Keduanya bahkan tidak segan-segan mengancam akan membunuh anak mereka sendiri setiap kali merasa jengkel.
Pada awalnya, hanya Fred yang ditangkap atas tuduhan pembunuhan. Saat berada di balik jeruji besi, Fred kerap mengirimkan surat kepada Rose. Namun alasannya ialah Rose tidak pernah membalas surat-suratnya, Fred alhasil merasa depresi dan lalu melaksanakan bunuh diri di dalam sel penjaranya.
Polisi yang curiga lalu mencoba menelusuri apakah Rose punya hubungan dengan kasus-kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Fred. Pada awalnya Rose menyangkal bila ia terlibat atau mengetahui acara keji yang dilakukan oleh Fred. Namun setelah penyangkalannya terbongkar, Rose pun lalu ikut ditangkap dan dijatuhi eksekusi penjara seumur hidup.
Kurang lebih dua dekade pasca terungkapnya masalah pembunuhan yang mereka lakukan, rumah milik keduanya dibeli oleh Dewan Kota Gloucester. Sahabat anehdidunia.com rumah tersebut lalu dirobohkan dan dialihfungsikan menjadi jalan umum. Meskipun rumah pasangan West sudah tidak lagi berdiri, namun penduduk sekitar tidak akan lupa begitu saja mengenai apa yang pernah terjadi di tempat tersebut.
Rumah Ariel Castro
Ariel Castro ialah nama dari sesosok laki-laki asal Cleveland, Ohio, AS yang kini lebih dikenang akhir tindakannya yang sudah menjurus sakit jiwa. Antara tahun 2002 hingga 2004, Castro menculik 3 orang perempuan yang pada waktu itu masing-masingnya gres berusia 14, 16, serta 20 tahun. Setelah menculik mereka, Castro lalu menyekap dan memperlakukan mereka layaknya budak.
Oleh Castro, gadis-gadis tersebut disekap dalam ruangan yang terkunci dan senantiasa berada dalam kondisi yang gelap alasannya ialah jendelanya disegel dengan papan-papan kayu. Castro hanya menyisakan celah kecil di ruangan tersebut semoga para korbannya tetap sanggup bernapas.
Namun kegilaan Castro masih belum berhenti di sana. Ia berulang kali melaksanakan tindak kekerasan dan pelecehan kepada mereka. Sahabat anehdidunia.com salah seorang korban bahkan diketahui hingga hamil dan melahirkan anak perempuan. Saat melahirkan, perempuan malang tersebut melakukannya di sebuah kolam kecil yang dibentuk dari balon..
Kegilaan Castro alhasil terungkap setelah pada tahun 2013, salah seorang korban berhasil melarikan diri keluar rumah setelah Castro lupa mengunci pintu. Ia lalu berteriak-teriak minta tolong dan ditolong oleh tetangga Castro.
Castro sendiri lalu ditangkap oleh polisi pada hari yang sama. Namun ia hanya menghabiskan waktu di balik jeruji besi selama sebulan alasannya ialah ia lalu membunuh dirinya sendiri dengan cara gantung diri menggunakan seprei. Rumah yang menjadi saksi bisu kekejaman Castro lalu dihancurkan sambil disaksikan dengan penuh gegap gempita oleh warga sekitar.
Rumah Keluarga Petit
Keluarga Petit hanyalah keluarga normal yang tinggal di Chesire, Connectitut, AS. Namun kehidupan normal yang mereka jalani harus berakhir secara tragis pada tahun 2007. Di hari naas tersebut, rumah pasangan suami istri Petit beserta 2 orang anaknya diserang oleh Steven Hayes dan Joshua Komisarjevsky.
Keduanya mula-mula memukul William Petit dengan tongkat baseball sebelum lalu mengikat istri dan anak-anaknya. Namun seolah belum puas melaksanakan hal tersebut, mereka memaksa istri William yang berjulukan Jennifer untuk pergi ke bank dan menyerahkan isi rekeningnya kepada mereka.
Saat sudah datang di bank, Jennifer berhasil memperingatkan kasir bank mengenai hal yang sedang ia alami. Polisi pun lalu diterjunkan ke rumah keluarga Petit. Namun bukannya pribadi menyerbu masuk untuk membebaskan mereka, polisi hanya sekedar memasang penghalang di sekeliling rumah.
Merasa terpojok dan marah, Hayes dan Komisarjevsky lalu nekat membunuh Jennifer beserta 2 orang putrinya sebelum lalu memperabukan habis rumah tersebut. Sementara William sendiri berhasil melarikan diri keluar rumah dengan selamat. Sekarang, rumah yang dulunya menjadi kediaman keluarga Petit dijadikan tugu peringatan untuk mengenang anggota keluarga Petit yang kehilangan nyawanya.
Rumah Keluarga Benders
Keluarga Benders ialah keluarga beranggotakan 4 orang yang tinggal di Labette, Kansas, AS. Apa yang menciptakan keluarga Benders begitu melegenda ialah alasannya ialah keluarga ini merupakan salah satu kawanan pembunuh berantai paling menakutkan yang pernah ada dalam sejarah AS.
Antara tahun 1869 hingga 1872, keluarga Benders menjalankan bisnis rumah penginapan. Saat ada pengelana yang singgah di rumah mereka, keluarga Benders akan membunuhnya dan lalu mengambil harta benda yang ia bawa.
Seiring berjalannya waktu, penduduk setempat mulai curiga alasannya ialah daerah tinggal mereka kerap menjadi lokasi hilangnya orang-orang secara misterius. Maka, mereka pun lalu melaksanakan penyelidikan ke rumah Benders yang dikala itu sudah ditinggalkan. Sesampainya mereka di sana, mereka pribadi disambut dengan anyir yang tidak sedap.
Pemeriksaan menyeluruh alhasil menemukan adanya 11 mayit yang disembunyikan di dalam dan sekitar rumah. Namun alasannya ialah keluarga Benders sudah terlanjur pergi dikala mayat-mayat tersebut ditemukan, nasib mereka setelah itu tidak pernah diketahui. Sahabat anehdidunia.com rumah keluarga Benders lalu dirobohkan dan kini menjadi jalan setapak. Namun horor yang mereka tinggalkan konon masih sanggup dirasakan oleh orang-orang yang melintasi daerah tersebut.
Hotel H.H. Holmes
Pada tahun 1885, H.H. Holmes pindah ke Chicago, AS, dan lalu membangun hotel yang di lalu hari lebih dikenal sebagai “kastil kematian”. Hotel tersebut dipasangi dengan begitu banyak jebakan dan pintu tersembunyi semoga para tamu hotel yang sedang singgah di sana tewas dengan banyak sekali macam cara.
Tujuan Holmes membunuh ialah untuk memperkaya dirinya sendiri. Saat sudah berhasil membunuh korbannya, Holmes akan merampas harta mereka dan lalu menjual tulang belulangnya ke sekolah kedokteran. Saat kejahatannya alhasil terbongkar, Holmes mengaku bila ia “hanya” membunuh 27 orang. Namun korban aslinya dipercaya mencapai lebih dari 200 orang.
Holmes sendiri lalu dihukum mati dengan cara digantung pada tahun 1896. Sementara hotel tempatnya melaksanakan pembunuhan dirobohkan pada tahun 1938. Bangunan kantor pos lalu didirikan di bekas lokasi hotelnya. Meskipun begitu, lokasi tersebut akan senantiasa menjadi saksi bisu mengenai kengerian yang pernah terjadi di tempat tersebu.
referensi:
https://www.podcastone.com/episode/The-Bloody-Benders
https://listverse.com/2018/07/21/10-houses-of-horror-so-disturbing-they-were-demolished/