Proposal Peneliti Paling Asing Yang Pernah Diusulkan
Berkat kemajuan teknologi, hal-hal yang di masa silam dianggap tidak mungkin untuk dilakukan kini sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Meskipun begitu, tetap saja ada batasan yang dimiliki oleh teknologi insan kini ini. Namun sejumlah ilmuwan menolak untuk mengalah pada keterbatasan teknologi dan tetap mengusulkan gagasan ilmiahnya kendati terkesan mengada-ada. Berikut ini yakni 5 perihal ilmiah paling nyeleneh yang pernah muncul selama satu era terakhir.
Meledakkan Nuklir di Bulan
Semasa Perang Dingin masih berlangsung, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet terlibat persaingan di banyak bidang, termasuk di bidang eksplorasi luar angkasa. Pada tanggal 4 Oktober 1957, Uni Soviet berhasil mengirimkan satelit Sputnik ke luar angkasa sekaligus mengatakan bagaimana majunya kualitas teknologi Uni Soviet.
Peristiwa tersebut eksklusif membuat pemerintah AS merasa kalap. Maka, pemerintah AS pun kemudian menyusun planning untuk mengirimkan bom nuklir ke Bulan dan meledakkannya di sana. AS berharap dikala bom tersebut meledak, asap ledakannya akan terlihat dari Bumi sehingga masyarakat dunia merasa takjub.
Untuk mewujudkan planning tersebut, pemerintah AS pun mengumpulkan ilmuwan-ilmuwan terbaiknya. Sahabat anehdidunia.com selain untuk mengatakan kedigdayaan AS di bidang teknologi luar angkasa, proyek ini rencananya juga bakal dimanfaatkan oleh sejumlah ilmuwan untuk mempelajari bahan-bahan penyusun lapisan bahari Bulan.
Rencana AS meledakkan nuklir di Bulan pada akhirnya tidak pernah terealisasi alasannya yakni resikonya yang dianggap terlalu tinggi bila hingga gagal. Pemerintah AS juga khawatir bila tindakannya meledakkan nuklir di Bulan justru malah akan mengundang kecaman masyarakat dunia. Sebagai gantinya, AS pun kemudian mencurahkan sumber dayanya untuk mengirimkan insan ke permukaan Bulan.
Gunung Buatan
Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara Timur Tengah yang sedang pesat-pesatnya mengalami perkembangan. Di negara ini, bangunan-bangunan pencakar langit setinggi ratusan meter menjadi pemandangan yang kian gampang dijumpai di tempat perkotaannya. Burj Khalifa yang tingginya mencapai 820 meter hanyalah salah satu di antaranya.
Namun mempunyai banyak gedung pencakar langit ternyata tidak membuat UEA merasa puas. Kini pemerintah negara kaya minyak tersebut mempunyai perihal untuk mendirikan gunung buatan. Walaupun terkesan berlebihan dan mengada-ada, ternyata ada pertimbangan ilmiah mengenai perihal pemerintah UEA yang satu ini.
Seperti yang kita ketahui, UEA terletak di tempat gurun yang beriklim kering dan miskin akan sumber air tawar. Dengan mendirikan gunung buatan, maka awan pembawa air dibutuhkan akan berkumpul di potongan puncak gunung. Sesudah itu, hujan akan turun di potongan puncak gunung sehingga airnya kemudian dapat dimanfaatkan oleh penduduk UEA.
Secara teoritis, impian pemerintah UEA tersebut nampak masuk akal. Namun pakar iklim Roelof Bruintjes memperingatkan kalau upaya untuk mewujudkan perihal ini dapat mendatangkan imbas negatif yang tidak diharapkan.
Saat ada gunung yang gres berdiri di suatu lokasi, maka keberadaan gunung tersebut mungkin akan membantu meningkatkan curah hujan di sejumlah lokasi. Namun sebagai akibatnya, tingkat curah hujan di tempat lain bakal mengalami penurunan tajam dan bakal menjadi semakin kering. Kendala lain dari perihal ini yakni dibutuhkan material yang sangat banyak bila gunung buatan ini jadi dibangun.
Membendung Laut Mediterania
Mediterania yakni bahari yang terletak di sebelah selatan Eropa. Laut ini merupakan salah satu tempat perairan paling ramai di dunia akhir banyaknya acara insan di bahari ini. Selain dimanfaatkan oleh orang-orang Eropa, Laut Mediterania juga mempunyai tugas penting bagi masyarakat Afrika Utara dan Asia Barat.
Mungkin alasannya yakni menyadari kalau bahari ini mempunyai tugas vital bagi bangsa Eropa, Herman Sorgel lantas mengajukan perihal yang terlalu ambisius bila tidak mau dibilang gila. Sahabat anehdidunia.com insinyur asal Jerman tersebut mengusulkan semoga bendungan raksasa dibangun di Laut Mediterania, khususnya di Selat Gibraltar yang memisahkan Benua Eropa dengan Afrika.
Menurut Sorgel, bila bendungan ini berhasil dibangun, maka akan tersedia pasokan tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk Eropa dan Afrika. Bendungan ini juga dapat dipakai untuk mengurangi ketinggian permukaan Laut Mediterania sehingga daratan gres yang tercipta akhir surutnya air bahari nantinya dapat dimanfaatkan sebagai tempat hunian baru.
Sorgel menambahkan bahwa proyek bendungan yang juga dikenal sebagai Atlantropa ini dapat mencegah timbulnya perang antara negara-negara Eropa alasannya yakni dikala negara-negara Eropa mendanai proyek pembangunan bendungan ini, mereka tidak akan mempunyai cukup uang lagi untuk memulai peperangan.
Walaupun niat Sorgel terkesan mulia, proyek Atlantropa pada akhirnya tidak pernah terwujud hingga Sorgel meninggal di tahun 1952. Sulitnya mewujudkan pembangunan bendungan ini dengan teknologi yang ada kini menjadi salah satu penyebab utamanya.
Menaburkan Debu Berlian di Atmosfer
Sejak permulaan era ke-21, pemanasan global menjadi fenomena yang ramai dibahas oleh masyarakat luas. Aneka teori dan perihal ilmiah pun diajukan oleh para ilmuwan demi menghentikan pemanasan global atau setidaknya meminimalkan imbas negatifnya bagi manusia.
Dari sekian banyak perihal ilmiah yang ada, mungkin tidak ada perihal yang lebih gila selain perihal yang satu ini. Sekelompok ilmuwan dari Universitas Harvard mengusulkan semoga insan menaburkan debu berlian di atmosfer Bumi.
Saat ada begitu banyak debu berlian yang beterngan di atmosfer, cahaya matahari yang menuju ke Bumi akan eksklusif dipantulkan oleh debu-debu tersebut. Dengan begitu jumlah cahaya Matahari yang mengenai permukaan Bumi dibutuhkan akan berkurang sehingga suhu permukaan Bumi kemudian akan menurun dengan sendirinya.
Cara kerja metode ini kurang lebih serupa dengan fenomena menurunnya suhu Bumi pasca terjadinya letusan gunung berapi. Namun untuk perihal yang satu ini, ilmuwan memakai debu berlian alasannya yakni imbas negatifnya bagi insan dan lingkungan dianggap lebih rendah bila dibandingkan dengan debu vulkanis gunung berapi.
Wacana ini sendiri tetap tidak lepas dari kendala. Seperti yang kita tahu, berlian merupakan kerikil mulia yang notabene berharga mahal. Jika perihal ini pada akhirnya dilaksanakan, maka tentunya dibutuhkan biaya yang sama sekali tidak sedikit untuk menyediakan berlian dalam jumlah yang amat banyak untuk dilepaskan ke atmosfer.
Kendala lain dari gagasan ini yakni meskipun imbas negatifnya masih belum diketahui secara jelas, keberadaan debu-debu berlian di atmosfer dikhawatirkan juga bakal menyebabkan imbas negatif bagi kesehatan insan dan lingkungan.
Membuat Benua Baru
Pernahkah anda menonton film “Superman Returns”? Di dalam film tersebut, Lex Luthor selaku tokoh antagonis utamanya mencoba membuat benua gres dengan memakai kerikil kryptonite.
Kendati kejadian yang terjadi di dalam film tersebut terperinci hanyalah rekaan semata, ternyata di dunia konkret benar-benar ada orang yang mempunyai ambisi supaya insan membuat benua baru. Jonathon Keats yakni nama dari sosok di balik gagasan mencengangkan tersebut.
Menurut tokoh asal Jerman tersebut, membuat benua gres yang berasal dari penyatuan benua-benua yang ada kini yakni satu-satunya cara untuk menyelamatkan Bumi dan umat insan dari permasalahannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Keats mengusukan semoga insan memakai metode khusus untuk memanipulasi lempeng tektonik supaya dapat menggerakkan benua-benua yang ada di permukaan Bumi hingga menyatu satu sama lain.
Jika usulan Keats ini jadi dilaksanakan, maka semua negara akan menempati benua yang sama. Keats percaya bahwa dengan begini, persaingan antar negara tidak lagi tercipta dan perdamaian dunia akan terwujud. Namun wangsit Keats ini dianggap tidak realistik dan beresiko tinggi alasannya yakni menggerakkan lempeng tektonik sama artinya dengan membuat gempa bumi yang membahayakan keselamatan insan sendiri.
referensi
https://listverse.com/2016/05/22/10-crazy-scientific-proposals-that-make-you-question-scientists/
https://en.wikipedia.org/wiki/Atlantropa
https://www.history.com/news/nuclear-bomb-moon-cold-war-plan